Sabtu, 16 Maret 2013


Manajer Dalam Kegiatan Manajemen
Untuk memenuhi kewajiban tugas mata kuliah Pengantar Manajemen

images.jpeg

Dosen Pengampu:
Ika Susilawati, SE., M.M.
197906142009012005

Oleh:
Devid Frastiawan A.S.
(210211052)


Selly Ayu M.
(210211038


Jurusan Syari’ah
Prodi Mu’amalah
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONOROGO
2013


PENDAHULUAN
Manajemen merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya, hal ini dilakukan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Manajemen memegang peranan sangat penting di dalam setiap organisasi, baik itu organisasi berskala besar ataupun organisasi yang berskala kecil. Tak jarang banyak kegagalan ditemukan karena buruknya manajemen tersebut. Di era sekarang ini, persaingan semakin ketat. Bukan berarti tidak ada kesempatan, melainkan ketika kesempatan itu ada maka manajemenlah yang memegang peranan paling besar untuk memanfaatkan kesempatan tersebut, bahkan bisa jadi dengan manajemen yang baik maka akan terbuka lebih banyak lagi kesempatan yang lain yang lebih baik.
Berdasarkan hal inilah maka di dalam makalah ini terdapat beberapa uraian tentang peran manajer, keahlian manajemen, dan tingkatan manajemen. Dengan harapan, makalah ini dapat memberikan pengetahuan dasar dalam memahami manajemen lebih dalam lagi.







PEMBAHASAN
1.      Peran Manajer.
Peranan yang bersifat “Interpersonal”.
Peranan yang bersifat interpersonal antara lain dimaksudkan untuk menumbuhsuburkan iklim solidaritas dan kebersamaan dalam organisasi. Peranan ini sering menampakkan dirinya dalam tiga bentuk utama, yaitu:
a.       Figurehead role (peran sebagai kepala).
Tidak dapat disangkal dari pengalaman banyak orang menunjukkan bahwa eksistensi suatu organisasi sering diidentikkan dengan orang-orang yang menduduki jabatan manajemen puncak dalam organisasi tersebut. Salah satu akibat dari peranan tersebut ialah kesediaan manajemen untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan seremonial.
b.      Leader role (peran pimpinan).
Kemampuan memimpin yang efektif akan turut menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi karena dengan kepemimpinan itulah orang lain dibina, diarahkan, dan diberi motivasi yang tepat. Dari teori kepemimpinan diketahui bahwa kepemimpinan yang efektif antara lain menyangkut gaya kepemimpinan yang situasional yang pada umumnya berarti bahwa dalam menerapkan kepemimpinannya, seorang manajer menyesuaikan gaya tersebut dengan tingkat kematangan mental, professional, dan teknis para bawahan, meskipun gaya yang demokratiklah yang sesungguhnya paling didambakan.
c.       Liaison role (peran penghubung).
Yaitu peranan selaku wakil organisasi dalam menghadapi berbagai pihak diluar organisasi yang mempunyai kemitraan atau hubungan kerja dengan organisasi yang bersangkutan. Salah satu bentuk hubungan ini ialah bahwa manajemen menerima informasi dari pihak luar dan sebaliknya memberikan informasi kepada pihak luar tersebut tentang organisasi yang dipimpinnya.[1]

Peranan Informasional.
Yang dimaksud dengan peranan ini ialah bahwa dalam kedudukannya selaku unsur pimpinan dalam organisasi, manajemen menjadi pengontrol arus informasi dalam organisasi disamping menerima dan membagi informasi tersebut. Peranan ini terbagi menjadi 3 bentuk, yaitu:
a.       Monitor role (peran pemantau).
Sebagai pemantau arus informasi, manajemen berupaya untuk menjamin bahwa informasi yang diterima diperlukan oleh manajemen dalam menjalankan semua jenis peranan, fungsi, dan kegiatannya serta menjamin informasi tersebut segera sampai kepada satuan kerja yang memerlukannya dan sebaliknya arus informasi keluar berjalan lancar dalam arti diterima oleh pihak luar yang memerlukannya.
b.      Disseminator role (peran penyebar).
Manajemen harus mengetahui dengan pasti dan tepat kepada siapa dan informasi apa yang diberikan dan untuk kepentingan apa. Lancar tidaknya pelaksanaan kegiatan para bawahan terutama ditentukan oleh informasi apa yang diperolehnya dari manajemen pada tingkat yang lebih tinggi.
c.       Spokesmen role (peran juru bicara).
Dengan peranan ini manajemen menyampaikan informasi tentang berbagai segi kehidupan organisasi seperti strateginya, rencananya, kebijaksanaan-kebijaksanaannya, tindakan operasional dan hasil yang dicapai kepada berbagai pihak yang memerlukannya.[2]

Peranan Selaku Pengambil Keputusan
Pada tingkat yang berbeda-beda para manajer dalam suatu organisasi berperan selaku pengambil keputusan, baik yang sifatnya strategis, fungsional, dan teknis operasional. Peranan tersebut timbul karena manajemen memiliki wewenang untuk bertindak selaku:


a.       Entrepreneur role (peran wirausaha).
Manajemen paling bertanggungjawab untuk mengamati situasi internal dan lingkungan sedemikian rupa sehingga jika peluang baru timbul untuk melakukan kegiatan tertentu dalam rangka peningkatan kemampuan organisasi mencapai tujuan dan sasarannya, peluang tersebut dapat dimanfaatkan dengan segera dan semaksimal mungkin. Disamping itu, para manajerlah yang diharapkan mengambil prakarsa untuk mewujudkan perubahan yang mungkin dituntut oleh kondisi internal organisasi dan perkembangan yang terjadi pada lingkungan.[3]
b.      Disturbance-handler role (peran penghalau gangguan).
Manajemen yang tangguh adalah manajemen yang antisipatif sehingga tidak sering dihadapkan kepada suasana “pendadakan” meskipun unsur ketidakpastian selalu ada. Untuk meredam ketidaktenangan yang mungkin timbul, manajemen dapat melakukan berbagai pilihan tindakan, termasuk pengkajian ulang strategi dan rencana organisasi dan mengkomunikasikan hasil pengkajian tersebut kepada seluruh jajaran organisasi.[4]
c.       Resource allocator of role (peran pembagi sumberdaya).
Kewenangan yang dimiliki oleh kelompok manajemen tampak dalam berbagai bentuk, seperti kewenangan mengalokasikan anggaran, sarana dan prasarana kerja, sumber daya mausia, serta wewenang untuk memberikan penghargaan atas kinerja dan perilaku positif.
d.      Negotiator role (peran perunding).
Peranan ini selaku perunding bagi organisasi vis a vis berbagai pihak diluar organisasi. Misalnya perunding dengan organisasi serikat pekerja dalam hal timbulnya pertikaian perburuhan; perunding dengan para pemasok untuk memperoleh bahan mentah dan bahan baku yang bermutu tinggi, harga yang wajar, syarat-syarat pembayaran yang selunak mungkin, jadwal penyampaian yang sesuai dengan kebutuhan organisasi; perunding dengan mitra kerja, termasuk dengan lembaga keuangan dan perbankan; perunding dengan para pesaing, seperti dalam hal penentuan strategi bersama yang menyangkut harga jual produk; serta perunding dengan pihak pemerintah seperti halnya dalam negosiasi, kontrak kerja, dan lain sebagainya.[5]

2.      Keahlian Manajemen.
Pada dasarnya untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen yang sesuai dengan fungsinya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen (managerial skills), keahlian-keahlian tersebut meliputi:
a.       Keahlian konseptual (conceptual skills).
Yaitu keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk di dalamnya mendiagnosa dan menganalisis berbagai masalah dalam situasi yang berbeda-beda, bahkan keahlian untuk memprediksi masa yang akan datang.
b.      Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills).
Yaitu keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai jenis orang di masyarakat. Contohnya adalah keahlian dalam bernegoisasi, memotivasi, meyakinkan orang, dan lain sebagainya.
c.       Keahlian teknis (technical skills).
Keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan spesifik tertentu, seperti mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat layout perusahaan, dan lain sebagainya.[6]
d.      Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision making skills).
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya.
e.       Keahlian manajemen waktu (time management skills).
Merupakan keahlian yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana.[7]

3.      Tingkatan Manajemen.
Di dalam sebuah organisasi atau perusahaan, secara lazim terdapat 3 tingkatan di dalam manajemen tersebut, yaitu:
a.       Top Management (Manajemen Tingkat Atas).
Yang termasuk dalam golongan ini adalah anggota-anggota Board of Manager (Dewan Direksi) dan presiden perusahaan.[8] Manajemen tingkat ini memiliki ciri:
-          Bekerja untuk mengonsep dan mewujudkan visi dan misi perusahaan.
-          Merancang strategi perusahaan secara keseluruhan, termasuk memutuskan kebijaksanaan akuisisi dan merger.
-          Mengedepankan pekerjaan dengan format keputusan bersifat umum (abstrak), dan selanjutnya memerintahkan pihak middle dengan tujuan sesuai dengan yang diarahkannya.
-          Informasi yang diterima oleh pihak top management cukup yang bersifat poin-poin saja, dalam artian hanya executive summary dan tidak perlu harus sampai 500-1000 halaman. Karena pihak top management harus mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
-          Manajemen tingkat atas tidak membutuhkan informasi tentang berapa banyak penjualan hari ini, yang diperlukan adalah berapa besar penjualan dari bulan ke bulan apakah ada tren (kecenderungan) naik atau turun. Sehingga dai informasi ini akan diketahui apa kondisi masa depan yang akan terjadi.[9]
b.      Middle Management (Manajemen Tingkat Menengah).
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Kepala-Kepala Bagian, Kepala-Kepala Divisi dan Kepala-Kepala Seksi.[10] Manajemen tingkat ini memiliki ciri:
-          Middle management bertugas menjembatani informasi yang berhubungan antara top dan lower management.
-          Mengedepankan konsep efektivitas dalam melaksanakan pekerjaan.
-          Bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pihak lower management, dan berusaha memperkecil resiko pekerjaan yang akan terjadi nantinya.
-          Middle management bertugas mengkoordinir unit-unit yang ada di lower management.[11]
c.       Lower Management (Manajemen Tingkat Bawah).
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Kepala Mandor dan Mandor.[12] Manajemen tingkat ini memiliki ciri:
-          Mengerjakan seluruh pekerjaan yang ditugaskan oleh pihak middle management hingga beres.
-          Mengedepankan konsep efisiensi dalam bekerja.
-          Melakukan pekerjaan dengan sangat sistematis dan terstruktur, serta menghindari timbulnya kesalahan yang bersifat fatal.
-          Kebutuhan dan pengolahan informasi bersifat maksimal.
-          Kebutuhan akan informasi yang lalu lebih dibutuhkan, karena dari informasi masa lalu tersebut kemudian diolah dengan mempergunakan perangkat analisis untuk disusun dan dinarasikan.
-          Lower management bertugas melayani unit-unit yang paling bawah.
-          Lower management harus siap bekerja di bawah tekanan (underpresure).[13]







KESIMPULAN
1.      Peran Manajer.
a.       Peranan yang bersifat “Interpersonal”.
-          Figurehead role (peran sebagai kepala).
-          Leader role (peran pimpinan).
-          Liaison role (peran penghubung).
b.      Peranan Informasional.
-          Monitor role (peran pemantau).
-          Disseminator role (peran penyebar).
-          Spokesmen role (peran juru bicara).
c.       Peranan Selaku Pengambil Keputusan.
-          Entrepreneur role (peran wirausaha).
-          Disturbance-handler role (peran penghalau gangguan).
-          Resource allocator of role (peran pembagi sumberdaya).
-          Negotiator role (peran perunding).

2.      Keahlian Manajemen.
a.       Keahlian konseptual (conceptual skills).
b.      Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills).
c.       Keahlian teknis (technical skills).
d.      Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision making skills).
e.       Keahlian manajemen waktu (time management skills).

3.      Tingkatan Manajemen.
a.       Top Management (Manajemen Tingkat Atas).
b.      Middle Management (Manajemen Tingkat Menengah).
c.       Lower Management ( Manajemen Tingkat Bawah).



[1] Sondang P. Siagian, Sistem Informasi Manajemen (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), 29.
[2] Ibid., 31.
[3] Ibid.
[4] Ibid., 32.
[5] Ibid.
[6] Husaini Usman, Manajemen – Teori Praktik & Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 13.
[7] Id.m.wikipedia.org/wiki/Manajemen, diakses pada tanggal 26 Februari 2013 pukul 05.00 AM.
[8] M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen (Medan: Ghalia Indonesia, 1988), 28.
[9] Irfan Fahmi, Manajemen Kinerja - Teori dan Aplikasi (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), 84.
[10] Manullang, Dasar, 28.
[11] Fahmi, Manajemen, 85.
[12] Manullang, Dasar, 29.
[13] Fahmi, Manajemen, 86.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar